Banjir Jakarta, Berdoa dan Pasrah atau Pindah?

Jakarta dan sekitarnya untuk sekian kalinya lagi-lagi Banjir. 
Ada 2 hal yang bisa kita lakukan:

  1. Pray and surrender. Pasrah dan berdoa agar banjir tidak datang lagi.
  2. Make a Change. Melakukan sesuatu perubahan. 

Sewaktu saya masih tinggal di Jakarta, Banjir adalah suatu "hadiah" dalam mengarungi jalanan jakarta. Banjir adalah sebuah tontonan seru buat anak-anak dan banjir juga bisa menjadi "alat bantu" agar kita tidak masuk sekolah atau tidak masuk kantor. 

Tapi lama-kelamaan banjir ini, menjadi semacam alat pemicu stress, dan juga dapat juga menjadi alat pemicu penyakit lainnya. 

Strategi yang saya lakukan adalah berdoa dan pasrah jika sudah terjadi banjir dan kemacetan dan stress terjadi dimana-mana. 

Dari sekian juta orang yang ada di Jakarta tidak ada satupun yang mampu mengelola banjir yang dahsyat ini yang mampu melumpuhkan kegiatan masyarakatnya...

Lalu, apakah kita bisa merubah Jakarta? atau malah kita balik, kita saja yang merubah lokasi tempat tinggal kita dan mengatakan "good bye flood".....

Nah, langkah inilah dulu saya ambil, karena tingkat stress yang begitu tinggi ini saya rasa telah membuat badan mudah sakit dan kepala sering sakit juga. 

Saat itulah terpikir untuk pindah ke luar Jakarta, namun masih bisa menikmati segala "suasana" Jakarta. 

Maka sayapun pindah ke BSD Serpong. Sebuah kota yang lebih tertata rapi dengan drainase dan kondisi lingkungan yang lebih terawat. 

Saat pindah, benar-benar begitu terasa lega. Karena semua kebutuhan dan keinginan kita baik itu untuk bekerja, berusaha, sekolah dan aktifitas sosial dan jalan-jalan semuanya sudah disediakan di sebuah kota mandiri. 

Jadi, salah satu solusi dalam mengatasi banjir adalah menghindari banjirnya. 

Hindari banjirnya, hindari stressnya dan hindari suasana kacau balaunya (unmanageable). 

Saya dulu berdoa "wahai Jkt.. Pindahlah Kesemrawutan Jakarta....."

atau kalo tidak bisa pindah...Sayalah yang pindah....

Hmmmm....sebenarnya
Masih banyak lokasi lain yang bisa membuat hidup kita lebih berharga dan lebih bernilai ketimbang harus menerima kenyataan bahwa hidup di Jakarta dengan penuh gengsi namun setiap tahun harus menghadapi banjir yang tidak dapat ditoleransi lagi. 

Kita boleh saja, berharap pemerintah dapat mengatasinya....tapi sampai saat ini, sepertinya masih membutuhkan waktu yang lama dalam mengatasi masalah manajemen kota Jakarta.

Nanti jika suatu hari nanti, Ibukota sudah layak untuk dihuni dan dijadikan tempat aktifitas yang menyamankan hati, bolehlah kita untuk kembali mengunjungi Jakarta yang memang selalu saja menyimpan keindahan.....


1 solusi, pindahlah sebelum Jakarta "dipindahkan....."

Dalam persepsi spiritual.....
Mungkin Tuhan dan para malaikat menginginkan warga Jakarta, tidak melulu mencari duniawinya....
Tidak melulu bekerja sampai malam, tak  mengenal waktu, tak mengenal dirinya dan bahkan tidak mengenal lagi kepada siapa dan untuk siapa sebenarnya mereka bekerja. 

Menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan singkat, tanpa mempedulikan tujuan utama untuk mengabdi kepada Sang Maha Pencipta. 

Di Jakarta, kita telah terbutakan oleh kesilauan dunia materialisme. berlomba-lomba mencari duniawinya yang pada akhirnya dunia yang begitu gemerlapnya, bisa lumpuh dan tidak memberikan apa-apa selain sumber stress dan sumber penyakit. 

Apalah artinya uang yang begitu banyak, tapi tidak memberikan kebahagiaan?

Cobalah, mari lakukan sesuatu untuk memindahkah diri kita dan orang-orang yang kita cintai ke tempat yang lebih aman dan nyaman demi kebahagiaan mereka.

Mulailah mencari tempat yang layak, aman dan nyaman untuk tinggal dan bekerja, karena sesungguhnya masih banyak tempat-tempat dan kota-kota mandiri yang memberikan begitu banyak fasilitas yang sangat cukup untuk tinggal dan untuk bekerja menjalani sisa kehidupan kita..... 

Saya rasa, masih banyak tempat yang dapat memberikan kebahagiaan bagi anda dan keluarga. 

Pilihlah lokasi tempat tinggal yang memenuhi unsur-unsur lingkungan dan memiliki tata kelola kota yang baik. 

Bayangkan, anda dan keluarga tinggal di sebuah kota yang bersih dan nyaman tanpa harus menghadapi banjir setiap tahun.

Bayangkan, anda dapat setiap hari mengantar anak-anak tercinta anda ke sekolah tanpa harus menghadapi kemacetan yang membuat stress setiap hari.

Bayangkan, kita dapat bekerja dengan nyaman, sehingga bekerjapun bisa lebih dinikmati sebagai sebuah penghargaan Tuhan kepada kita. 

Dan, saya rasa...
Tuhan tidak ingin melihat orang-orang yang dicintaiNya....harus hidup menderita....
Bahkan, Tuhan ingin melihat, orang-orang yang dikasihiNya...
Memiliki kehidupan yang layak, damai, indah dan bahagia....hingga saat waktu kita habis. Maka... 
Tuhan akan memanggil kita ke pangkuanNya....dengan senyum bahagia....







Comments

Popular Posts