Managing Marketing with Spiritual Concept

Managing Marketing with Spiritual Concept
Secara sederhana bisa didalami sebagai berikut:

Managing artinya Mengelola
Marketing artinya Memasarkan
Spiritual artinya Jiwa
Konsep artinya ide atau rancangan atau metode

Jadi Managing Marketing with Spiritual Concept merupakan metode dalam menggunakan Marketing dengan ilmu Spiritual. 

Untuk lebih menyederhanakannya, bisa kita sebut dengan Spiritual Marketing. 

Spiritual Marketing dalam pelaksanannya lebih menekankan pada sisi spiritual dalam menggunakan ilmu Marketing. 

Spiritual Marketing, merupakan salah satu level tertinggi dalam ilmu Marketing. Barang siapa yang telah mengetahui, memahami dan menjalankannya akan mendapatkan lebih dari sekedar materi, namun juga akan mendapatkan sisi spiritual yang merupakan hakikat tertinggi dalam ilmu manusia. 

Spiritual Marketing, sebenarnya sudah banyak dijalankan oleh hampir seluruh umat manusia yang telah sukses baik dalam sisi materi maupun sisi spiritual. Hanya saja mungkin saja, mereka belum menyadari bahwa konsep ini telah dijalankan dengan sukses dan mencapai targetnya sesuai dengan harapan sang Spiritual Marketing. 

Salah satu contoh utama, manusia yang telah menjalankan Spiritual Marketing adalah:

Nabi Muhammad SAW: Beliau adalah seorang yang sukses dalam hal ini memasarkan produk Tuhan (Allah SWT) dengan menggunakan Al-Quran sebagai sarana promosinya yang sampai saat ini strategi termasuk sangat efektif dalam menggaet umat (customer) sehingga nantinya umat manusia semuanya dapat terpenuhi kebutuhan dan keinginannya baik secara materi maupun spiritual. Tidak diragukan lagi beliau adalah Spiritual Marketer Sejati yang sangat Mulia baik disisi manusia, alam semesta dan Sang Maha Pencipta Allah SWT.

Spiritual Marketing selalu mengutamakan Kebutuhan dan Keinginan orang lain terlebih dahulu, baru kebutuhan dan keinginan dirinya sendiri. 

Spiritual Marketing memfokuskan pada pengabdian kepada Allah SWT untuk itu tidak jarang para Spiritual Marketing tidak mengutamakan pada uang semata, namun lebih mengutamakan asas manfaat dari keberadaan suatu produk. 






Comments

Popular Posts